Kamis, 25 November 2010

Proses Pengambilan Keputusan Dalam Berorganisasi

Struktur organisasi disusun sedemikian rupa untuk menggambarkan
tingkat-tingkat keputusan yang bisa diambil oleh anggota organisasi.
Semakin
tinggi hierarki organisasi, semakin luas, penting, dan berpengaruh
keputusan
yang diambil oleh pejabat tersebut. Karena itu bisa dikatakan bahwa yang

membedakan satu tingkat karyawan dengan tingkat karyawan lain dalam
sebuah
organisasi adalah kemampuannya dalam mengambil keputusan. Kualitas
seorang
pejabat pun diukur dari bagaimana ia memutuskan sesuatu, karena memang
tugas
mereka adalah memutuskan sesuatu. Pada kenyataannya kita berjalan bukan
di
atas rencana-rencana, namun di atas keputusan-keputusan yang kita buat.

1. Apakah dalam mengambil keputusan anda mengandalkan data,
fakta, dan analisa yang mendalam serta mempertimbangkan dampak positif
maupun negatif dari keputusan anda? Menurut anda, kapankah anda
menggunakan
cara pengambilan keputusan seperti itu?

Membuat keputusan yang tepat tidaklah mudah. Bahkan mengukur ketepatan
keputusan yang kita buat tidak kalah sulitnya. Yang bisa kita lakukan
adalah
senantiasa memperbaiki keputusan yang kita buat. Terlebih lagi, setiap
keputusan selalu berhadapan dengan ketidakpastian. Meskipun dengan
memutuskan kita telah memilih memastikan suatu keadaan, namun apa yang
akan
terjadi setelah keputusan itu tidak selalu pasti kita ketahui. Karenanya

sebelum memutuskan seharusnyalah kita melakukan pertimbangan, penilaian,
dan
penelitian masak-masak atas segala hal yang berkaitan dengan hal yang
akan
kita putuskan. Cara yang paling banyak dianjurkan adalah dengan
mengumpulkan
selengkap-lengkapnya data, fakta, informasi untuk dianalisa dan
dijadikan
bahan pengambilan keputusan. Premis yang berlaku umum: keputusan yang
didasarkan pada data aktual memberikan kekuatan pada keputusan kita.
Sayangnya tidak semua data tersedia. Kalau toh ada, mungkin harganya
terlalu
mahal untuk dibayarkan. Karenanya seringkali kita harus mengambil
keputusan
tanpa data yang cukup. Untuk itu diperlukan imajinasi, belajar dari
pengalaman sendiri maupun orang lain, meminta pendapat orang lain, dan
keyakinan diri yang kuat. Ini tidaklah perlu dirisaukan, karena seberapa

banyaknya data yang kita miliki, itu tetap tidak mencukupi untuk
menjawab
apa yang tidak diketahui. Data mungkin mengurangi ketidakpastian, namun
takkan pernah bisa menghapuskannya.

2. Kapankah anda mengandalkan firasat, intuisi atau instink untuk
mengambil
keputusan? Menurut anda apakah saat itu anda sedang bersikap realitis
dalam
menghadapi persoalan?

Tidak semua keputusan mengikuti pola matematis dan memiliki alasan.
Barangkali jauh lebih banyak kita mengambil keputusan begitu saja, tanpa

perencanaan, tanpa analisa, tanpa pertimbangan. Keputusan yang diambil
semata-mata berdasarkan firasat, intuisi atau instink. Dalam hal ini
banyak
orang yang mempertanyakan keabsahan keputusan yang diambil berdasarkan
intuisi. Sebenarnya bila ditelaah lebih jauh, instuisi juga dipengaruhi
oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu, kebiasaan-kebiasaan, keyakinan dan
keterbukaan diri, kemampuan mental subyektif dari pengambil keputusan.
Selain itu, keputusan intuitif biasanya muncul dikarenakan keterkaitan
diri
kita dengan keadaan rill yang sedang terjadi. Pertimbangan akal pikiran
dan
rasio berusaha menafsirkan situasi, tidak menggambarkan situasi yang
sesungguhnya. Sedangkan intuisi menangkap langsung situasi itu tanpa
perlu
penerjemahan dalam kata-kata. Karenanya keputusan yang intuitif bukan
selalu
berarti bersikap tidak realistis terhadap kenyataan.

3. Apakah anda berani menghadapi resiko dari keputusan anda?
Termasuk resiko dicemooh atas keputusan anda?

Dalam setiap keadaan setidaknya selalu ada dua keputusan yang diambil:
mengambil keputusan atau tidak. Mengambil keputusan berarti menantang
resiko
sekaligus memastikan harapan. Sedangkan tidak mengambil keputusan
berarti
memupuskan harapan, juga memunculkan resiko. Jadi tak ada resiko yang
lenyap
begitu saja dibalik ketidakmauan kita mengambil keputusan. Keputusan
berarti
memutuskan dari keragu-raguan dengan keyakinan untuk mencapai sebuah
kepastian.

4. Menurut anda, apakah anda adalah seorang yang kreatif?

Setiap keadaan selalu unik. Tak ada persoalan yang sama persis. Selalu
saja
ada variasi dan tantangan baru. Dengan demikian setiap keadaan menuntut
pemecahan dan pengambilan keputusan yang unik untuk keadaan tersebut.
Pengalaman adalah bekal yang baik. Data masa lalu menjadi dasar valid
dari
keputusan anda. Intuisi menuntun anda memahami situasi yang sebenarnya.
Namun yang dibutuhkan oleh setiap persoalan adalah sebuah keputusan yang

kreatif. Kita perlu mengembangkan pola pandang yang kreatif, melampaui
data,
fakta dan pengalaman. Juga mengembangkan kekuatan mental agar dapat
memahami
kondisi unik yang muncul di setiap persoalan. Memutuskan secara
kreatifitas
berarti bersedia menghancurkan hambatan-hambatan yang disajikan oleh
data
dan pengalaman, membongkar prosedur yang telah ditetapkan, menemukan
keberanian besar untuk menanggung resiko serta mengembangkan kekuatan
mental
yang kuat. Itu berarti kita harus berusaha keras memahami persoalan
serta
menyediakan jiwa yang bebas dari kepentingan pribadi untuk memecahkan
masalah. Hambatan terbesar kita adalah ego.

5. Apakah anda bersedia menanggung semua tanggung jawab penuh
atas keputusan anda? Apakah arti kemandirian bagi anda?

Kesulitan dalam mengambil keputusan adalah ketidakmampuan kita untuk
memikul
secara penuh tanggung jawab atas keputusan tersebut. Mengambil keputusan

bukanlah akhir dari segala pekerjaan kita. Setelah keputusan diambil
kita
harus mempertanggungjawabkannya. Di saat kita berkata bertanggung jawab
penuh atas keputusan yang kita ambil, di saat itulah kita menemukan apa
arti
kemandirian dan kebebasan diri dalam bertindak. Kecemasan, ketakutan,
kekhawatiran yang muncul biasanya terkait erat dengan kepentingan ego
atas
keputusan kita. Karenanya, bersedia mengambil keputusan lalu bertanggung

jawab penuh serta menemukan kemandirian yang hakiki, adalah rangkaian
dari
sebuah perjalanan mengatasi ego kita.

KEGIATAN ALTERNATIF

Kunci pengambilan keputusan adalah tanggung jawab anda. Oleh karena itu
di
saat mengambil keputusan semestinya anda mempertanyakan kemampuan anda
mempertanggungjawabkannya. Kegiatan itu mengajak anda untuk menelaah hal

tersebut.

1. Anda bertugas untuk membeli sesuatu. Ada dua pemasok yang menawarkan
barang serupa. Pemasok satu menawarkan barang dengan kualitas tinggi
dengan
harga mahal. Sedangkan barang yang ditawarkan pemasok dua sedikit lebih
rendah kualitasnya dan murah. Manakah yang anda pilih? Mengapa? Tahukah
anda
kepada siapa anda harus mempertanggung jawabkan keputusan anda?

2. Anda bertugas merekrut seorang karyawan. Ada dua karyawan yang harus
anda
pilih seorang. Keduanya sama-sama memiliki latar belakang dan pendidikan

yang sama. Keduanya memeragakan sikap dan kepribadian yang sama
menariknya.
Manakah yang anda pilih? Mengapa? Tahukah anda kepada siapa anda kelak
mempertanggung jawabkan keputusan anda?

3. Anda ditawari sebuah pekerjaan baru yang sesuai dengan minat,
keinginan
dan cita-cita anda, namun gajinya lebih kecil dibanding yang anda terima

sekarang. Selain itu tempat kerjanya lebih jauh sehingga anda harus
mengeluarkan biaya lebih. Karena anda sudah lama menginginkan pekerjaan
itu,
anda terima tawaran itu. Menurut anda mengapa anda memilih pindah?

4. Dari ketiga pertanyaan di atas, apakah anda bisa mengetahui mana
keputusan yang berdasarkan analisa fakta, data dan pengalaman? Mana yang

menggunakan intuisi? Mana juga yang menggunakan kreativitas anda?

5. Dari ketiga pertanyaan di atas, apakah anda bisa merasakan kepada
siapa
anda mempertanggung-jawabkan keputusan anda? Manakah yang paling membuat

anda merasa begitu penuh tanggung jawab atas diri anda sendiri?

Semua dari kita selalu memutuskan sesuatu dan melakukan perbedaan karena

keputusan tersebut. Keputusan adalah pisau yang memutuskan kita dari
keraguan dan kecemasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"http://agungrastafun.blogspot.com" "http://https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiarfXe_6olYygTlvdNvfGVDx6ULz0DNPSYoNlDlrx_L9_cnFdDkJLSD-PxQBRGSQRW7hPB1NcCtrrEub0wQCEqtOanCnz-2vmxH_k_0ljNJoY8FHY30Bp-kO6GiKjkoHSv75qtSu2XBShD/s1600/joget.gif"