Sampai tulisan ini disusun, penulis masih
belum menemukan alasan yang masuk akal, dan masuk logika penulis kenapa
langkah kerja sama pembuatan mobil murah diambil oleh 3 Menteri kita
melalui kerja sama dengan 3 pabrikan Jepang, sementara di sisi lain, ada
sekelompok anak bangsa yang berusaha dengan swadaya membangkitkan lagi
semangat bangkitnya dunia otomotif nasional melalui mobil Esemka.
Terus terang penulis galau, karena
penulis berusaha membiasakan diri untuk mencari apa yang mendasari latar
belakang orang berbuat sesuatu, tentu ada alasan yang mendasarinya.
Baru dari situ kita bisa menilai (tetapi bukan men-judge). Dan sampai
sekarang belom ada logika yang bisa masuk dari logika awam penulis
tentang langkah 3 Menteri kita ini. Disini akan penulis tuangkan kenapa
logikanya belum masuk.
B. Isi
Serangkaian perbaikan komponen mobil Esemka tipe Rajawali terus
dilakukan. Selain permasalahan gas buang, tim inti teknisi PT Solo
Manufaktur Kreasi akan merampingkan bodi di SMK Muhammadiyah Magelang.
Diharapkan perbaikan akan selesai dalam dua sampai tiga minggu dan awal
April 2012 mobil bisa uji ulang.
Untuk permasalahan berat mobil, tim teknisi Esemka mengakui bahwa dengan berat mencapai dua ton lebih dengan tebal bodi mencapai 1,2 milimeter tidak sesuai dengan kapasitas mesin 1500 cc. seharusnya berat ideal adalah 1,5 ton dengan ketebalan bodi 0,8 milimeter. Menurut Sulityo Rabono, Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi, perampingan dengan mengganti fiber atau mengurangi dempul akan dilakukan.
"Kita akan setting ulang sesuai dengan instruksi, supaya berat bodi dan kapasitas mesin akan sesuai. Bisa dibayangkan seekor jangkerik menarik gajah, tentunya akan sulit," kata Rabono di Solo, Senin (12/3/2012). Direncanakan dalam empat minggu, setting ulang mobil Esemka akan selesai. Tim memilih SMK Muhamdiyah Magelang dengan pertimbangan peralatan dan material yang lebih mudah didapat.
Sementara itu, Wali Kota Solo Joko Widodo menyatakan perbaikan mobil Esemka terus dilakukan serta mendapatkan pendampingan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementrian Perhubungan, Kementrian Ristek dan Kementerian Perindustrian. Mereka ini melakukan supervisi dan menyumbang ide untuk mengatasi problem gas buang mobil Esemka sehingga memastikan kadar karbon mobil Esemka yang dihasilkan sudah berada di bawah ambang batas sekaligus untuk disiapkan uji ulang
C. Kesimpulan dan Saran
Keinginan kita untuk memiliki mobil (yang benar-benar) Nasional rupanya tidak mulus begitu saja. Seperti kita tahu, uji tipe kendaraan yang dilakukan di Balai Termodinamika Motor menghasilkan kesimpulan Mobil Esemka BELUM LOLOS uji emisi gas buang. Dan uji gas buang adalah salah satu dari 9 uji tipe kendaraan baru. Sedangkan uji tipe lainnya lolos kecuali uji laik jalan. Ini pun hanya karena masalah lampu yang kurang.
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2012/03/12/20270922/Tim.Teknisi.Esemka.Gandeng.SMK.Muhamadiyah.Magelang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar